Kamis, 29 Maret 2012

Mmh.. akhir – akhir ini di Indonesia, terjadi suatu keadaan dimana harga BBM (bahan bakar minyak), bukan BBM (blackberry messengger) apalagi BBM (bobo bobo malam) akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi, kalau biasanya kita bisa membeli BBM seharga Rp.4.500,- per liternya, mulai tanggal 1 april kita diharuskan membayar sebesar Rp. 6.000,- per liternya.. dan itu menyebabkan orang – orang dan mahasiswa – mahasiswa akhirnya turun kejalan, untuk unjuk rasa, atau bahasa kerennya demo, ya wajar sih Indonesia merupakan negara demokrasi. Jadi, wajar dan sah – sah saja jika mereka melakukan demo atau unjuk rasa, tapi… unjuk rasa atau demo yang seharusnya menjadi saluran untuk aspirasi rakyat dan menyampaikan suara hati rakyat berubah menjadi anarkis dan brutal, terjadi hujan batu di daerah sekitar demo. Hal ini menyebabkan sekita 30 personel polisi dan 30 mahasiswa mengalami cidera yang cukup fatal. Demikian berita yang bisa saya sampaikan, tetaplah di liputan 6 siang, saya jeremi tete, wasalam, #eh -___-
Sebenarnya gue ga mendukung harga BBM naik, karena menurut gue banyak rakyat miskin yang makin terjepit, okelah UMR tahun ini memang dinaikkan, itupun setelah para buruh melakukan demo besar – besaran. Tapi kalau sampai BBM naik, yah sama aja bohong toh? Ya ga? Mereka tetap terjepit, itu pandangan gue dari sisi masyarakat. Sementara, buat pemerintah ini cukup sulit, di naikkan warga protes, ga dinaikkan Indonesia makin miskin dan banyak hutang luar negri. Tentunya kita ga mau dong negara kita nantinya ada tulisan “negara ini disegel bank!” dan kita semua terusir dari sini. Coba deh pikir – pikir, memang di Indonesia dulu minyak bumi memang sangat melimpah. Tapi karena manusia – manusia yang tidak bertanggung jawab, minyak itu disedot habis dan stoknya menjadi berkurang sangat banyak. Akibatnya? Yah kita sendiri yang susah. Mau gamau kita meng impor minyak, dan akibatnya di Indonesia harga minyak mengikuti harga dunia, wong  harga minyak dunia itu mahal kok, bagaimana cara nya buat kita menjadi murah? Sebenernya, gue emang ga setuju, tapi berusaha mengerti. Yah memang keadaan seperti ini, manusia yang buat, dan manusia yang harusnya bertanggung jawab.
Tapi 1 hal yang gue soroti adalah para mahasiswa yang katanya berpendidikan tinggi, entah kenapa gue miris aja liat mereka lempar – lemparan batu sama oknum polisi. Lah kan target kalian untuk unjuk rasa dan bicara baik – baik sama bapak presiden, kok sampe lempar – lemparan batu coba? Buat apa? Pantes aja anak – anak SMP dan SMA sering tauran. Wong kalian yang seharusnya menjadi contoh kami malah seperti itu kok. Yah gue ga nyalahin kalian sih, terserah kalian lah, mau mati lempar – lemparan batu sama petugas, asal ga merusak fasillitas  umum juga, karena kalo sampe ngerusak, yang susah siapa? Yah lagi – lagi masyarakat. Coba deh pikir, kalian rusakin pos polisi misalnya, pasti nanti rakyat sekitar akan dimintai uang untuk membangun pos itu lagi, siapa yang susah? Mereka? Berfikir dulu sebelum bertindak! Kita ini berada di negri demokrasi, bukan democrazy. Kita bebas berorasi, tapi bukan berarti kita bebas berkelahi, kita bebas berekspresi, tapi bukan berarti kita bebas merusak apapun yang kita mau. Kita bebas untuk berbicara, tapi bukan berarti bebas untuk bertindak anarkis.. kalo gue salah mohon dimaafkan :D karena gue manusia bodoh yang mencoba mengeluarkan uneg – uneg, kalo kata uya kuya, uneg – uneg itu harus dikeluarkan. Betul, tapi ga harus dikeluarkan dengan emosi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar