Mmh.. akhir –
akhir ini di Indonesia, terjadi suatu keadaan dimana harga BBM (bahan bakar
minyak), bukan BBM (blackberry messengger) apalagi BBM (bobo bobo malam) akan
mengalami kenaikan yang cukup tinggi, kalau biasanya kita bisa membeli BBM
seharga Rp.4.500,- per liternya, mulai tanggal 1 april kita diharuskan membayar
sebesar Rp. 6.000,- per liternya.. dan itu menyebabkan orang – orang dan
mahasiswa – mahasiswa akhirnya turun kejalan, untuk unjuk rasa, atau bahasa
kerennya demo, ya wajar sih Indonesia merupakan negara demokrasi. Jadi, wajar dan
sah – sah saja jika mereka melakukan demo atau unjuk rasa, tapi… unjuk rasa
atau demo yang seharusnya menjadi saluran untuk aspirasi rakyat dan
menyampaikan suara hati rakyat berubah menjadi anarkis dan brutal, terjadi
hujan batu di daerah sekitar demo. Hal ini menyebabkan sekita 30 personel
polisi dan 30 mahasiswa mengalami cidera yang cukup fatal. Demikian berita yang
bisa saya sampaikan, tetaplah di liputan 6 siang, saya jeremi tete, wasalam,
#eh -___-
Sebenarnya gue ga
mendukung harga BBM naik, karena menurut gue banyak rakyat miskin yang makin
terjepit, okelah UMR tahun ini memang dinaikkan, itupun setelah para buruh
melakukan demo besar – besaran. Tapi kalau sampai BBM naik, yah sama aja bohong
toh? Ya ga? Mereka tetap terjepit, itu pandangan gue dari sisi masyarakat.
Sementara, buat pemerintah ini cukup sulit, di naikkan warga protes, ga
dinaikkan Indonesia makin miskin dan banyak hutang luar negri. Tentunya kita ga
mau dong negara kita nantinya ada tulisan “negara ini disegel bank!” dan kita semua
terusir dari sini. Coba deh pikir – pikir, memang di Indonesia dulu minyak bumi
memang sangat melimpah. Tapi karena manusia – manusia yang tidak bertanggung
jawab, minyak itu disedot habis dan stoknya menjadi berkurang sangat banyak.
Akibatnya? Yah kita sendiri yang susah. Mau gamau kita meng impor minyak, dan
akibatnya di Indonesia harga minyak mengikuti harga dunia, wong harga minyak dunia itu mahal kok, bagaimana
cara nya buat kita menjadi murah? Sebenernya, gue emang ga setuju, tapi
berusaha mengerti. Yah memang keadaan seperti ini, manusia yang buat, dan
manusia yang harusnya bertanggung jawab.
Tapi 1 hal yang
gue soroti adalah para mahasiswa yang katanya berpendidikan tinggi, entah
kenapa gue miris aja liat mereka lempar – lemparan batu sama oknum polisi. Lah
kan target kalian untuk unjuk rasa dan bicara baik – baik sama bapak presiden,
kok sampe lempar – lemparan batu coba? Buat apa? Pantes aja anak – anak SMP dan
SMA sering tauran. Wong kalian yang seharusnya menjadi contoh kami malah
seperti itu kok. Yah gue ga nyalahin kalian sih, terserah kalian lah, mau mati
lempar – lemparan batu sama petugas, asal ga merusak fasillitas umum juga, karena kalo sampe ngerusak, yang
susah siapa? Yah lagi – lagi masyarakat. Coba deh pikir, kalian rusakin pos polisi
misalnya, pasti nanti rakyat sekitar akan dimintai uang untuk membangun pos itu
lagi, siapa yang susah? Mereka? Berfikir dulu sebelum bertindak! Kita ini
berada di negri demokrasi, bukan democrazy. Kita bebas berorasi, tapi bukan
berarti kita bebas berkelahi, kita bebas berekspresi, tapi bukan berarti kita
bebas merusak apapun yang kita mau. Kita bebas untuk berbicara, tapi bukan
berarti bebas untuk bertindak anarkis.. kalo gue salah mohon dimaafkan :D
karena gue manusia bodoh yang mencoba mengeluarkan uneg – uneg, kalo kata uya
kuya, uneg – uneg itu harus dikeluarkan. Betul, tapi ga harus dikeluarkan
dengan emosi.